Cerita Pilu Warga Parepare Laksanakan Haji dengan Visa Ziarah, Sering Kucing-kucingan dengan Polisi Arab Saudi

parepare

Utarakannews.com, Parepare – Seorang warga Kota Parepare, bernama Syamsinar menceritakan kisah pilunya selama perjalanan beribadah haji.

Syamsinar telah melunasi sebulan sebelum jadwal pemberangkatan dengan impiannya bisa beribadah selama melaksanakan ibadah haji.

Namun, setibanya di Arab Saudi, Syamsinar bukannya mendapatkan fasilitas yang dijanjikan oleh pihak travel justru harus merasakan pil pahit.

Ia bersama puluhan jemaah lainnya mengaku ditelantarkan saat setibanya di Arab Saudi.

Ironisnya, sebelum berangkat pihak travel menjanjikan visa mujamalah, namun visa yang diberikan adalah visa multiple atau visa ziarah.

Syamsinar terpaksa harus kucing-kucingan dengan petugas kepolisian di Arab Saudi.

“Ini kan viza multipel, waktunya kita minta viza setelah biometrik selalu ditutupi, makanya kita tidak tahu viza apa, dia bilang viza mujamalah. Setelah dikasi ki di bandara, kita buka ternyata ini viza multiple, viza ziarah. Padahal yang dijanjikan kita viza mujamalah,” beber Syamsinar saat ditemui, Kamis (28/6/2024).

Syamsinar baru mengetahui visa yang diberikan oleh pihak travel adalah visa multiple setelah tiba di bandara atau beberapa saat sebelum pesawat berangkat menuju Jakarta. Bahkan tanda pengenal atau id card yang diberikan berbeda dengan namanya.

“Ini kan proses perjalanannya panjang, dari Makassar ke Jakarta, dari Jakarta ke Qatar dari Qatar ke Riyadh, baru dari Riyadh ke Madinah. Di Madinah masih aman,” tuturnya.

Syamsinar bahkan sempat protes ke pihak travel, lantaran waktu manasik yang dijanjikan 8 hari di Madinah.

Namun kenyataanya hanya 5 hari. Dari situ ia memprotes ke pihak travel karena merasa dirugikan.

Pihak travel justru membuatkan video Syamsinar dengan narasi mengharamkan untuk menikmati fasilitas yang disediakan pihak travel.

“Saya ini korban karena merasa tertipu dan merasa terdzolimi, karena saya juga dibuatkan video, diharamkan saya makan makanan travel dan menikmati fasilitas travel. Sedangkan saya lunas pembayaran 1 bulan sebelum berangkat,” tukas Syamsinar.

Setibanya di tanah air, Syamsinar bersama sejumlah jemaah lainnya melaporkan pihak travel yang berada di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan itu ke polisi atas dugaan penipuan.

“Kan kita pulang, begitu pulang dari bandara sebagian yang melintas di Barru itu sudah singgah di Polres Barru. Sudah (melaporkan. Harapan saya itu, tidak ada korban berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *